Suatu hari, Ada seorang anak yang bertengkar dengan ibunya
dan meninggalkan rumah. Saat berjalan di jalanan, ia baru menyadari
bahwa ia sama sekali tidak
membawa uang sama sekali.
Ketika ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan
semangkok bakmi karena kebetulan waktu itu perutnya sedang kelaparan.
Karena tidak tega, Akhirnya Pemilik bakmi yang sedang melihat anak itu
berdiri cukup lama di depan kedainya, kemudian bertanya,
"Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?"
"Ya benar sekali, bu!, tetapi sayangnya aku tidak membawa uang," jawab anak itu dengan malu-malu.
"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu," jawab si pemilik kedai.
Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang keluar dan meneteskan di dalam mangkuk bakmi yang hampir selesai di makannya.
"Ada apa Nak?" Tanya si pemilik kedai.
"Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberikanku semangkuk bakmi sedangkan ibuku sendiri saja, yang setelah bertengkar denganku, malah mengusirku dari rumah.
Padahal ibu penjual bakmi, adalah seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku."
Pemilik kedai itu berkata
"Nak, mengapa kau berpikir begitu? Coba Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Lalu Ibumu sendiri yang telah memasakan bakmi, nasi dan lain2 hingga kamu dewasa begini, malah kau anggap dia tidak memperdulikanmu, seharusnya kamu berterima kasih kepadanya."
Anak itu kaget mendengar hal tersebut. "Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang.
Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam untukmu."
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.
***
Jempol renungan :
Sesekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya pada kita sendiri. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering lupa untuk mengucapkan terima kasih.
Hari ini, sudahkah kamu menyapa ayah dan ibu, dan mengucapkan terima kasih atas sarapan serta uang jajan yang telah mereka berikan?
Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang keluar dan meneteskan di dalam mangkuk bakmi yang hampir selesai di makannya.
"Ada apa Nak?" Tanya si pemilik kedai.
"Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberikanku semangkuk bakmi sedangkan ibuku sendiri saja, yang setelah bertengkar denganku, malah mengusirku dari rumah.
Padahal ibu penjual bakmi, adalah seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku."
Pemilik kedai itu berkata
"Nak, mengapa kau berpikir begitu? Coba Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Lalu Ibumu sendiri yang telah memasakan bakmi, nasi dan lain2 hingga kamu dewasa begini, malah kau anggap dia tidak memperdulikanmu, seharusnya kamu berterima kasih kepadanya."
Anak itu kaget mendengar hal tersebut. "Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak peduli.
Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang.
Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam untukmu."
Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis di hadapan ibunya.
***
Jempol renungan :
Sesekali waktu kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya pada kita sendiri. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering lupa untuk mengucapkan terima kasih.
Hari ini, sudahkah kamu menyapa ayah dan ibu, dan mengucapkan terima kasih atas sarapan serta uang jajan yang telah mereka berikan?
Suka :)
BalasHapus